Sisikalimantan.com – Sebagian orang memilih untuk menggunakan air panas dalam proses mencuci pakaian. Namun, apakah mencuci pakaian menggunakan air panas lebih baik dari pada mencuci pakai air dingin?
Melansir dari Apartement Therapy, seorang ahli kimia bernama Kay Gebhardt menjelaskan bahwa persepsi mencuci pakaian dengan air panas lebih baik daripada air dingin berasal dari cara kita mencuci pakaian bertahun-tahun yang lalu.
Dulu, panas berguna karena memperecepat proses pembersihan ketika deterjen dan mesin kurang efisien. Dijelaskan, air panas memiliki yang lebih besar daripada air dingin, artinya molekul-molekul dalam air bergerak lebih cepat.
Jaman itu, ketika mencuci masih dilakukan dengan tangan, penambahan air mendidih membuat tugas yang sangat berat dan memakan waktu berhari-hari menjadi sedikit lebih mudah.
Kemudian, ketika mesin cuci listrik pertama diperkenalkan pada awal tahun 1900-an, air panas diperlukan untuk “mengaktifkan” deterjen yang masih sederhana.
Namun, saat ini deterjen mencuci modern diformulasikan agar bekerja sama baiknya dalam air dingin. “Deterjen baru menggunakan enzim yang stabil dalam air dingin,” kata Gebhardt.
Enzim tersebut benar-benar memecah kotoran dan memungkinkan surfaktan untuk mengangkat noda dari pakaian tanpa menggunakan air panas.
Dijelaskan, saat ini, menggunakan air dingin saat mencuci lebih menghemat biaya, energi dan waktu. Selain itu, air dingin jauh tidak merusak serat pakaian; ada juga banyak nod, terutama noda berbasis protein, seperti darah yang justru akan terkunci di dalam kain oleh air panas.
Kata Gebhardt, air panas bisa digunakan untuk mencuci jika pakaian dalam kondisi benar-benar kotor, mengandung bakteri berbahaya seperti terkena kotoran, atau muntahan akibat penyakit. Karena itu bisa membantu mensterilisasi pakaian. (YD)
